my profile

Minggu, 11 Maret 2012

KONSEP DASAR ANTROPOLOGI KESEHATAN


KONSEP DASAR
ANTROPOLOGI KESEHATAN



Nama               : Nyoman Adi Sedana
Kelas               : A5 D
NIM                : 11.321.1191


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
2012




BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehtan yang baik pula. Kondisi fisik yang sehat dan segar akan berpengaruh pada produktifitas dan efektifitas kegiatan manusia. Bila manusia terkena penyakit , maka diperlukan penanganan dan pengobatan agar sehat kembali, maka dapat sehat kembali.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi kesehatan menurut WHO dan Depkes RI ?
2.      Mengetahui persamaan dan perbedaan sehat menurut WHO dan Depkes RI ?
3.      Mengetahui definisi keperawatan ?
4.      Apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat ?

C. Tujuan
1.      Bisa mendefinisikan kesehatan menurut WHO dan Depkes RI
2.      Bisa mengetahui persamaan dan perbedaan definisi sehat menurut WHO dan Depkes RI
3.      Supaya perawat memahami definisi keperawatan
4.      Perawat mengetahui apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat






BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI SEHAT MENURUT WHO DAN DEPKES RI

Sehat Menurut WHO
Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO), yaitu :
“Kesehatan Adalah suatu kondisi Sejahtera Jasmani Rohani serta Sosial Ekonomi”.
Ada sebuah perusahaan yang terkenal, perusahaan ini bergerak dalam bidang kesehatan.yang bernama Amway.. Amway didirikan pada tahun 1959 oleh Rich DeVos dan Jay Van Andel di Ada, Michigan, Amerika Serikat. Rich DeVos dan Jay Van Andel sudah bekerjasama merintis usaha sejak mereka masih remaja. Dan sekarang sudah berkembang sampai ke lebih dari 80 negara.

Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu :
1. Udara
2. Air
3. Makanan dan Minuman
4. Keseimbangan Emosi
5. Olahraga Teratur
6. Istirahat Cukup
Apabila ke enam faktor tersebut terganggu atau bermasalah maka otomatis kesehatan kita juga akan terganggu , mau atau tidak mau, sadar atau tidak kita hidup dizaman penuh polusi dari zat kimia baik itu air, udara maupun makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

Sehat Menurut DEPKES RI
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
 UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.


B.     PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DEFINISI SEHAT MENURUT WHO DAN DEPKES RI

A.    Persamaan
Kesehatan bersifat menyeluruh .
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya

B.     Perbedaan
 Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Sementara menurut Depkes RI menjelaskan sehat tersebut tidak bersifat universal, ada diluar klinis yang mempengaruhi kesehatan yaitu social dan budaya.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

C.     DEFINISI KEPERAWATAN
Keperawatan merupakan suatu pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio,psiko,social dn spiritual yang konprehensip. Ditunjukan kepada individu ,kelompok, masyarakat yang sehat maupun yang sakit yang mencangkup seluruh proses kehidupan manusia.Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.

D.    YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PERAWAT
Kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat adalah kemampuan berpikir kritis, salah satunya contohnya adalah mengetahui latar belakang pemberian perlakuan terhadap pasien sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap pasien mengenai perlakuan tersebut. Dengan berpikir kritis, perawat juga dapat meramalkan situasi-situasi yang mungkin terjadi terhadap pasien sesuai dengan indikasi keadaan pasien saat ini sehingga perawat dapat melakukan tindakan-tindakan keperawatan, tanpa menunggu instruksi dokter sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk memiliki kemampuan berpikir kritis seorang perawat harus menguasai konsep-konsep klinis keperawatan dan terus belajar dari pengalaman. Jika kemampuan-kemampuan tersebut dimiliki, perawat menjadi handal dalam bekerja dan memperoleh rasa hormat dari profesi lainnya seperti dokter yang kerap kali masih menganggap perawat sebagai pembantu dokter.
untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat.. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional. Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. 
Seorang perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya. 
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di mata masyarakat. Diharapkan perawat dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klie








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Peran  perawat diperlukan dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat dan dapat memberikan kenyamanan, terhadap klien atau masyarakat.










DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar