KONSEP STRESS DAN ADAPTASI
Nama :
Nyoman Adi Sedana
Kelas :
A5 D
NIM :
11.321.1191
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG.
Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari, stress merupakan salah satu
gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena
adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang
dimaksud stres adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang
tersebut merasa tidak nyaman, bingung,mudah marah, tekanan darah meningkat,
detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stres
dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh
faktor internal individu tersebut. Stres sebenarnya dapat dicegah dan diatasi
dengan cara-cara tertentu. Tapi melihat hal-hal tersebut,tampaknya tidak banyak
orang yang mengetahui tentang stres, bagaimana mencegahnya, mengatasi, ataupun
memanfaatkan stres tersebut sebagai salah satu bagian dari hidup kita.
Pemahaman yang baik terhadap stres akan membantu kita dalam menghadapi stres
ketika stres tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang tepat dengan
adanya pemahaman yang baik mengenai stres, maka individu tidak akan terkena
dampak negatif dari stres tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah yang termasuk ke dalam konsep
stres tersebut ?
2. Apakah manifstasi stress?
3. Apa factor-faktor yang mempengaruhi
stress?
4. Apakah yang disebut adaptasi?
5. Apakah proses keperawatan stress managemen
stress untuk perawat?
C.
TUJUAN.
1. Untuk mengetahui konsep stress.
2. Untuk mengetahui manifestasi stress.
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi stress.
4. Untuk mengetahui adaptasi.
5. Untuk mengetahui proses keperawatan
stress mangemen stress untuk perawat
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
STRESS
Stres
adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang
individu untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).
Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.
Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.
1.
Stresor internal berasal dari dalam diri
seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi
seperti rasa bersalah )
2. Stresor eksternal berasal dari luar diri
seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan peran dalam
keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).
Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan
pengertian yang berbeda-beda tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar
gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh berkeringat, tangan
menggenggam, jantung berdetak kencang,dan
wajah memerah. Paham realistik memandang stress sebagai suatu fenomena
jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka
tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan paham idealis menganggap
stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk menjelaskan
kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak pada
fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.
Tak seorang pun dapat menghindari stres
karena untuk menghilangkannya berarti akan menghancurkan hidupnya sendiri
( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model
psikologi ini menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor
dan ketegangan ( strain ). Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang
saling mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di
dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon
tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi
prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda
terhadap stresor yang sama.
Definisi tentang stres yang sangat
beragam menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal yang sederhana. Salah satu
definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalamMustamir Pedak,
2007 ). Kesimpulan dari para ahli tentang stres yaitu stres bisa terjadi karena
manusia begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan
mengandalkan segala kemampuannya dan potensinya.
B.
MANIFESTASI
STRESS
Stres sifatnya universiality, yaitu umum
semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda
atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda
untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain :
1.
Perubahan warna rambut kusam, ubanan,
kerontokan
2.
Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat,
sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis)
3.
Nafas terasa berat dan sesak, timbul
asma
4.
Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga
mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama
ujung-ujung jari juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
5.
Lambung mual, kembung, pedih, mules,
sembelit atau diare.
6.
Sering berkemih.
7.
Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal
dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan.
8.
Kadar gula meningkat, pada wanita mens
tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
9.
Libido menurun atau bisa juga meningkat.
10.
Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan.
11.
Tidak bisa tidur
12.
Sakit mental-histeris
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI STRESS
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress
disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors,
biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama
yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1. Faktor
Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat
menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap
karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang
dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational
structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role
Demands
Peraturan
dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin
dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal
Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan
oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas
antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi
yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang
berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan
pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam
organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan
dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi
kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan
dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin
menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik
pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara
langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang
hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi
batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress
itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau
masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu
kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu
berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu
yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).
3. Faktor Individu
Pada
dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi
antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang
akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang.
Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat
menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat
menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari
keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak
dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala
stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam
kepribadian seseorang.
D.
ADAPTASI
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu
penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan
yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis
dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk
mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan
normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang dapat
berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari
kematangan mental orang itu tersebut.
Adaptasi terhadap stress dapat berupa :
1. Adaptasi fisiologis
Adaptasi
fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan
keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh
manusia.
2. Adaptasi psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
• LAS ( general adaptation syndroma)
• LAS ( general adaptation syndroma)
adalah
apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi
disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya
lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
• GAS ( general adaptation syndroma)
adalah
apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan
dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas
di seluruh tubuh, berkeringat
E.
PROSES KEPERAWATAN STRESS MANAGEMEN STRESS UNTUK
PERAWAT
Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai
aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit.
Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan
keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang
dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling
berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
1.
Pengaturan Diet
dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif
dalam mengurangi dan mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan
tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi,
hindari makan dingin dan monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.
2.
Istirahat dan
Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan
memperbaiki sel-sel yang rusak.
3.
Olah Raga atau
Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara
untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga
dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan
tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi
dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
4. Berhenti
Merokok
Berhenti
merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan
ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
5.
Tidak
Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras,
kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat
dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.
6. Pengaturan
Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap
stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan
tubuh terhadap stres.
7.
Pengaturan
Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam
mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan
yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat
dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta
melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan
sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.
8.
Terapi
Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami
stres yang dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan
imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi
kognitif
afektif atau
psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang
digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
9.
Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan
akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem
tubuh yang lain.
10. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan
dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan
psikoterapi redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau
dukungan agar pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif
dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada
psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11. Terapi
Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam
mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn
psikologis mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang
harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres
yang dialami dapat diatasi.
12. Homeostatis
Merupakan suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang
dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres
yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara
stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis
yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin
dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat
melalui empat cara di antaranya:
a.
Self regulation
di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam
pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
b. Berkompensasi
yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam
tubuh.
c.
Dengan cara
sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan
normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam
keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
d.
Cara umpan
balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Stress merupakan bagian dari
kehidupan yang dialami setiap orang setiap hari. Stress tidak dapat dihilangkan
tetapi perlu dipelajari cara-cara penanganannya. Keberhasilan menyelesaikan
berbagai stress merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan
datang. Klien yang dirawat di Rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang
mungkin sudah tidak mampu mengatasinya. Perawat perlu berupaya membantu klien
menyelesaikan masalah, melatih klien menghadapi dan menyelesaikannya dan
menggerakan sumber yang dimiliki klien. Dengan membantu klien menghadapi dan
menyelesaikan stress berarti perawat telah meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, menghemat hari rawat, menghemat biaya perawatan dan meningkatkan
produktivitas manusia.
Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara
langsung, beberapa tahap
akan muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat
ditanggulangi maka akan berdampak lebih lanjut. Oleh sebab itu, terapkanlah
sebuah manajemen agar keadaan seesorang tersebut masih bisa terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar